Lirik lagu Barang Antik karya Iwan Fals menggambarkan tentang nasib sebuah oplet tua dan supirnya di tengah kemajuan zaman, terutama di masa modernisasi dan perkembangan transportasi yang cepat di ibu kota. Lirik-lirik ini mencerminkan perasaan pengagungan terhadap masa lalu, ketabahan di tengah perubahan zaman, dan harapan akan penghargaan terhadap barang-barang yang dianggap ketinggalan zaman di masa depan. Keseluruhan lagu menyampaikan pesan tentang ketahanan, perjuangan, dan harapan dalam menghadapi perubahan zaman yang tak terelakkan.
Chord & Lirik Lagu Barang Antik - Iwan Fals
Intro : Am
Am E
Berjalan tersendat diantara sedan-sedan licin mengkilat
Am E
Dengan warna pucat dan badan penuh cacat sedikit berkarat
C G
Hay oplet tua dengan bapak supir tua
C G
Cari penumpang dipinggiran ibu kota
C G
Sainganmu mikrolet, bajaj, dan bis kota
F E
Kini kau tersingkirkan oleh mereka
Am E
Bagai kutu jalanan di tengah-tengah kota metropolitan
Am E
Cari muatan untuk uber setoran sisanya buat makan
C G
Hay oplet tua dengan bapak supir tua
C G
Cari penumpang dipinggiran ibu kota
C G
Sainganmu mikrolet, bajaj, dan bis kota
F E
Kini kau tersingkirkan oleh mereka
Interlude : A D A E A D A E Am
Am E
Berjalan zig-zag ngebut ga peduli walau mobil sudah butut
Am E
Suara bising ribut yang keluar dari knalpotmu bagai kentut
C G
Hay oplet tua dengan bapak supir tua
C G
Cari penumpang dipinggiran ibu kota
C G
Sainganmu mikrolet, bajaj, dan bis kota
F E
Kini kau tersingkirkan oleh mereka
A D A D E
Oh bapak tua, pemilik oplet tua
A D A D
Tunggu nanti di tahun 2001
A D E
Mungkin mobilmu jadi barang antik yang harganya selangit
A D A D E
Oh bapak tua, pemilik oplet tua
A D A D
Tunggu nanti di tahun 2001
A D E
Mungkin opletmu jadi barang nyentrik yang harganya selangit
Makna Di Balik Lirik Lagu Barang Antik Karya Iwan Fals
Bagian utama dari lagu ini muncul pada refrain, di mana Iwan Fals menyampaikan pesan kepada sang pemilik oplet tua untuk tetap bersabar. Ia meramalkan bahwa suatu hari nanti, di tahun 2001 (mungkin sebagai simbol masa depan yang jauh), mobil Chord Oplet Tua tersebut akan menjadi "barang antik" yang berharga tinggi. Pesan ini menyoroti ironi zaman, di mana sesuatu yang dulunya dianggap kuno dan tak berguna, bisa menjadi bernilai tinggi di masa depan sebagai bagian dari sejarah dan nostalgia.
Lirik-lirik pertama mencatat kesulitan yang dihadapi oleh oplet tua dan supirnya. Mereka berjalan tersendat di antara mobil-mobil sedan yang licin dan mengkilat, dengan badan oplet yang sudah berkarat dan penuh cacat. Mereka menjadi semakin terpinggirkan oleh transportasi modern seperti mikrolet, bajaj, dan bis kota. Oplet tua dan supirnya kini hanya bisa mencari penumpang di pinggiran ibu kota untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari. Kemudian, lirik menggambarkan perjuangan oplet tua yang tetap berusaha bertahan dengan cara apapun. Mereka berjalan zig zag dengan kecepatan tinggi meski mobil sudah tua dan rusak. Suara bising dan bau knalpotnya membuatnya semakin terlihat kuno di tengah kota yang modern.